|| Hatsune Miku || ~nyaann

Budaya Jepang : Matsuri

Posted by : Unknown
Jumat, 21 Maret 2014 0 komentar
Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :


Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah
Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru, menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Tiga matsuri terbesar
* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)

Salam manis,

Yuki Usagi \(*>3<)/

日本人形の折り紙 (Nihon Ningyou no Origami)

Posted by : Unknown
Kamis, 20 Maret 2014 0 komentar

Nihon Ningyo berarti boneka wanita Jepang yang mengenakan Kimono.

awalnya ningyou dibuat oleh orang tua pengantin wanita dan orang tua harus membuat persiapan untuk pernikahannya, termasuk barang-barang rumah tangga sebagai adat tradisional Jepang, dan boneka Jepang adalah salah satu dari mereka karena diyakini bahwa boneka Jepang dapat mengambil nasib buruk, yaitu untuk mengatakan, bonekaJepang adalah jenis kambing hitam untuk menghindari nasib buruk bagi pengantin. selain itu nihon ningyou juga bisa digunakan dalam perayaan hinamatsuri atau perayaan hari anak perempuan yang jatuh setiap tanggal 3 maret, dimana setiap rumah yang mempunyai anak perempuan harus menyusun ningyou dirumah mereka. 


Susunan ningyou dalam perayaan hinamatsuri : 
Boneka diletakkan di atas panggung bertingkat yang disebut dankazari (tangga untuk memajang). Jumlah anak tangga pada dankazari ditentukan berdasarkan jumlah boneka yang ada. Masing-masing boneka diletakkan pada posisi yang sudah ditentukan berdasarkan tradisi turun temurun. Panggung dankazari diberi alas selimut tebal berwarna merah yang disebut hi-mōsen. 

Tangga Teratas 
Dua boneka yang melambangkan kaisar (o-dairi-sama) dan permaisuri (o-hina-sama) diletakkan di tangga paling atas. Dalam bahasa Jepang, dairi berarti "istana kaisar", danhina berarti "sang putri" atau "anak perempuan". 

Tangga Kedua 
Tiga boneka puteri istana (san-nin kanjo) diletakkan di tangga kedua. Ketiga puteri istana membawa peralatan minum sake. Boneka puteri istana yang paling tengah membawa mangkuk sake (sakazuki) yang diletakkan di atas sampō. Dua boneka puteri istana yang lain membawa poci sake (kuwae no chōshi), dan wadah sake yang disebut (nagae no chōshi). Gigi salah satu boneka puteri istana dihitamkan (ohaguro) dan alisnya dicukur habis. 

Tangga Ketiga 
Lima boneka pemusik pria (go-nin bayashi) berada di tangga ketiga. Empat musisi masing-masing membawa alat musik, kecuali penyanyi yang membawa kipas lipat. Alat musik yang dibawa masing-masing pemusik adalah taiko, ōkawa, kotsuzumi, dan seruling. 

Tangga Keempat 
Dua boneka menteri (daijin) yang terdiri dari Menteri Kanan (Udaijin) dan Menteri Kiri (Sadaijin) berada di tangga ke-4. Boneka Menteri Kanan digambarkan masih muda, sedangkan boneka Menteri Kiri tampak jauh lebih tua. Dari sudut pandang pengamat, Menteri Kanan berada di sebelah kiri, sedangkan Menteri Kiri berada di sebelah kanan. 

Tangga Kelima 
Pada tangga kelima diletakkan tiga boneka pesuruh pria (shichō). Ketiganya masing-masing membawa bungkusan berisi topi (daigasa) yang dibawa dengan sebilah tongkat, sepatu yang diletakkan di atas sebuah nampan, dan payung panjang dalam keadaan tertutup. Dalam boneka versi lain, pesuruh pria membawa penggaruk dari bambu (kumade) dan sapu 


karena pada zaman sekarang ini harga ningyou sangat mahal jadi banyak orang yang membuat replika boneka ningyou mulai dari ningyou dua dimensi sampai dengan ningyou tiga dimensi 

contoh ningyou dua dimensi : 

contoh ningyou tiga dimensi :

dalam mengikuti kelas bunka taiken kita akan mendapat pelajaran membuat replika ningyou tiga dimensi, ternyata cara membuat ningyou tiga dimensi tidaklah terlalu susah, kita juga hanya membutuhkan bahan-bahan yang murah yang bisa kita kemukan disekitar kita (lem, kertas kado/kertas washi, kertas kref warna hitam, tisu, karton dan bola yang terbuat dari streofom untuk kepalanya). ini adalah boneka ningyou tiga dimensi dari hasil mengikuti kelas bunka taiken


My First Post

Posted by : Unknown
Rabu, 19 Maret 2014 0 komentar
Ohayou, minna-san!!
Ini adalah posting pertamaku di blog kedua ini (karena yang satunya sering diganggu -_-)
Err.. berhubung saya penggemar fanatik anime, manga, cosplay dan hal-hal lain yang berbau jepang, jadi saya bakal banyak posting yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.

Selain itu, mungkin saya akan menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan keseharian saya, karena seperti judul blog ini, 'Nikki' yang berarti catatan harian. semoga blog saya ini dapat berjalan dengan baik.

Selebihnya, saya mohon bantuannya!!!



Salam manis,
Yuki Usagi

Copyright © 2014 Nikki.Usagi | Hatsune Miku Theme | Designed by Yuki.Usagi